Senin, 01 Oktober 2012

DILEMA MENDIDIK GENERASI BANGSA

Mendidik memiliki pengertian menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai/norma-norma yang luhur kepada orang lain dengan cara-cara tertentu sehingga ilmu/keterampilan dan nilai-nilai/norma-norma yang luhur tersebut menjadi milik orang lain.

Berdasar pengertian di atas terdapat 3 (tiga) hal pokok yang harus disampaikan oleh pendidik kepada orang lain, yaitu:
  1. Menyampaikan pengetahuan
  2. Menyampaikan keterampilan dan
  3. Menyampaikan nilai-nilai/norma-norma luhur
Generasi bangsa adalah calon-calon penerus penggerak jalannya roda kehidupan pada suatu bangsa. 
Berdasar pengertian tersebut, yang dimaksud dari generasi bangsa adalah individu baik yang masih dalam kandungan maupun sudah dilahirkan sampai usia produktif berakhir. 

Dewasa ini, mendidik generasi bangsa menjadi sebuah dilema yang sangat serius. Hal ini tergambar dari keadaan di mana generasi bangsa yang ada mengalami degradasi dalam berbagai segi kehidupan. 


  1. Generasi bangsa yang masih dalam kandungan telah mengalami goncangan dan ketidakadilan. Goncangan dan ketidakadilan muncul disaat mereka harus tercipta tanpa adanya kejelasan status calon orang tuanya, tercipta tanpa adanya kasih sayang dari calon orang tuanya, tercipta tanpa adanya dukungan akan kebutuhan-kebutuhannya. Hal ini diperparah dengan adanya niat-niat jahat dari orang-orang yang ingin melenyapkannya. Siapakah yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik generasi ini?
  2. Generasi bangsa yang telah dilahirkan hingga berakhirnya usia produktif juga telah mengalami berbagai kekerasan fisik maupun mental/psikis. Generasi ini telah terkontaminasi oleh keserakahan, nafsu angkara dan bisikan-bisikan keji yang menyesatkan. Sama halnya dengan generasi sebelum dilahirkan, karena keserakahan orang rua mereka, mereka dicekoi dengan makanan-makanan yang haram dan diragukan kesuciannya, mereka disuguhkan drama kebencian terhadap sesama dan di telinga mereka ditiupkan angin untuk menghalalkan segala cara dalam menggapai impian. Siapakah yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik generasi ini?

Selasa, 14 Februari 2012

PENCERAHAN

Terkadang kita melupakannya.
Terkadang kita tidak menyadarinya.
Bahwa segala sesuatu adalah sudah kehendakNya.

marilah kita mencari pencerahan dengan membaca dan memaknai tulisan dari sebuah buku INI
Semoga kita senantiasa dalam lindungan dan petunjukNya.. Amin

Jumat, 08 Juli 2011

Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

A. Pendahuluan

Pendidikan memegang peran yang sangat penting bagi terciptanya generasi bangsa yang memiliki kompetensi, dedikasi dan kepribadian luhur (berkarakter). Berbagai cara dan upaya dapat dilakukan agar proses belajar mengajar menjadi efektif , efisien dan mampu merambah ke seluruh pelosok penjuru tanah air. Apa yang disampaikan di sekolah-sekolah Ibu Kota Jakarta baik sekolah Unggulan maupun Non Unggulan juga disampaikan di sekolah-sekolah terpencil dengan tidak mengurangi makna dan kualitas. Semua generasi bangsa diharapkan tidak merasakan diskriminasi pendidikan dikarenakan jauh dari perkotaan, sulitnya transportasi dan minimnya kompetensi tenaga pendidik.

Sejak dekade 90-an telah dilakukan berbagai macam uji coba pendidikan berbasis TIK terutama pada jenjang pendidikan tinggi (dikti) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (Sudirman:2008). Lebih jauh beliau menyampaikan bahwa pada tahun 2008 lebih dari sepuluh ribu sekolah terutama SMA dan SMK bahkan SD dan SMP sudah mulai online.

Kehadiran dan kecepatan perkembangan teknologi informasi menyebabkan terjadinya perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan. Keberadaannya membuka batas-batas wilayah suatu negara. Tiap-tiap negara telah terhubung satu sama lain menjadi satu kesatuan yang disebut global village atau desa dunia. Melalui pemanfaatan TI siapa saja dapat memperoleh layanan pendidikan dari institusi pendidikan mana saja dan di mana saja dikehendaki. Secara khusus pemanfaatan TI dapam pembelajaran dipercaya dapat :
  1. Meningkatkan kualitas pembelajaran
  2. Mengembangkan keterampilan TI (IT Skill)
  3. Memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran
  4. Menjawab the technological imperative (keharusan berpartisipasi dalam TI)
  5. Mengurangi biaya pendidikan
  6. Meningkatkan rasio biaya manfaat dalam pendidikan (Sudirman:2008)
Mencermati pernyataan di atas dapat diketahui bahwa keberadaan TI menawarkan berbagai macam kemungkinan untuk meningkatkan kualitas generasi bangsa. Dengan pembelajaran yang berkualitas dan luasnya akses pendidikan dan pembelajaran guru dapat secara individu dapat meningkatkan pengembangan profesional mengajarnya. Pada sisi lain, siswa dapat dengan leluasa mencari informasi yang dibutuhkan untuk menunjang pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan.

Pertanyaan yang timbul selanjutnya adalah bagaimanakah dampak TI dalam sistem pembelajaran? dan bagaimanakah langkah-langkah strategi pemanfaatan TI agar diperoleh hasil pembelajaran yang optimal?

B. Teknologi Informasi dan Telekomunikasi dalam Dunia Pendidikan

Usaha-usaha untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dalam hal penyampaian materi pembelajaran dibandingkan dengan negara lain telah dilakukan. Dari konvensional mengarah pada penggunaan media dan alat peraga, dari tatap muka di ruang kelas menuju di mana saja dan kapan saja, dari penggunaan kertas menuju ke penggunaan online dan off line serta cara -cara interaktif lainnya. Keadaan seperti itu tidak terlepas dari peran perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Kegiatan pembelajaran semestinya terjadi interaksi antara guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya satu arah serta tidak hanya dilakukan dengan tatap muka. Guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran tanpa melalui tatap muka, tetapi dapat menggunakan media-media media komunikasi berupa telepon, televisi, komputer, internet, e-mail, blogger dan lain sebagainya atau lebih jelasnya menggunakan media TI (media elektrodanik).

Dewasa ini pendidikan dengan memanfaatkan TI telah berkembang dalam bentuk pembelajaran berbasis elektronik atau e-learning. Menurut Rosenberg (2001:28) e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang dilandasi oleh tiga kriteria, yaitu :
  1. e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, meyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi.
  2. pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar
  3. memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.
Keberadaan TI dalam dunia pendidikan yang menawarkan berbagaimacam kemudahan tersebut menuntut kesiapan siswa, tenaga pendidik dan kependidikan baik dari pengetahuan, keterampilan dan bahkan sikap mentalnya. Dari segi pengetahuan, mereka harus diberi bekal untuk memahami fungsi dari fitur-fitur yang ada. Dari segi keterampilan, mereka dituntut untuk dapat menggunakan dan mengeksploitasi fitur-fitur yang ada dan dari segi sikap mental, mereka dituntut untuk menggunakan dan memanfaatkan fitur-fitur yang ada dengan benar dan penuh tanggung jawab. Pada sisi lain, sekolah harus memfasilitasi diri sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang pemanfaatan TI dalam pembelajaran. Fasilitas terserbut antara lain adalah gedung/ruang, alat-alat elektronik (komputer, lcd projector, modem dan perangkatnya), instalasi listrik dan internet dan termasuk juga pendanaan untuk membayar beban.

Tenaga didik dan pendidikan pada suatu sekolah adalah komponen utama yang harus dipersiapkan terlebih dahulu baik pengetahuan, keterampilan maupun sikap mentalnya dalam pemanfaatan TI. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara mandiri maupun secara terprogram yang dilaksanakan oleh sekolah melalui pendidikan dan pelatihan baik lembaga pada pendidikan, pelatihan maupun melalui belajar dengan teman sejawat. Sudah barang tentu sekolah sekali lagi harus mengeluarkan biaya maupun merencanakan waktu untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan pemanfaatan TI dalam pembelajaran maupun administrasi sekolah.

E-learning menggiring guru untuk mempersiapkan materi pembelajaran, metode, dan teknik-teknik yang tepat sehingga menarik untuk digunakan sebagai pembelajaran. sebagai contoh : guru membuat sebuah blog yang di dalamnya dapat didesign sedemikian rupa sehingga menarik, kemudian dibuat link-link yang berisi materi pelajaran dalam bentuk modul, hand out, powerpoint, video, dan lain sebagainya secara lengkap yang dapat didownload oleh peserta didik dan dapat juga secara langsung digunakan untuk menjelaskan materi yang dimaksud. di samping itu juga blog tersebut dapat memuat tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik untuk selanjutnya tugas tersebut dipresentasikan pada saat tatap muka ataupun dikumpulkan melalui e-mail atau media lain. Blog guru ini juga dapat dengan mudah di akses oleh peserta didik ataupun non peserta didik dari manapun dan kapanpun jika setting dari blog tersebut dapat dikonsumsi oleh umum.


C.

Jumat, 17 Juni 2011

KEGIATAN BELAJAR YANG TIDAK EVEKTIF

menggemaskan. inilah kenyataan. belajar tetapi tidak memperhatikan. berbicara sendiri dengan ketidakfahamannya. ribut sendiri dengan ketidaktahuannya. melakukan sendiri dengan ketidakmengertiannya.
hasilnya...
hal yang sudah diterangkan dengan gamblang masih ditanyakan. hal yang sudah diinstruksikan untuk dibaca, diabaikan. akhirnya bingung dan bingung. tanya sana sini, nggak ada ujung. ribut semakin ribut.
capek dech...
akhirnya... nggak ngerti apa yang sudah dijelaskan!!
halo......
halo......
marilah kita belajar yang evektif. hemat tenaga. hemat pikiran. hemat biaya.
perhatikan dengan penglihatanmu, dengarkan dengan pendengaranmu dan lakukan dengan sepenuh hati dan kemampuanmu.
semoga mengerti apa yang semestinya kamu mengerti.
selamat beraktivitas
semoga berhasil
bravo dunia pendidikan

Kamis, 03 Juni 2010

Masa Lulusan dan Mencarai Kerja/Pendidikan Tinggi

Semenjak diumumkannya kelulusan di SMK/SMA/MA, semenjak itu pula hiruk pikuk pencari kerja dan pencari lembaga pendidikan tinggi semakin jelas. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri atas segala ilmu pengetahuan, keterampilan dan potensi yang dimiliki pada dunia nyata.