Selasa, 19 Agustus 2008

Inspeksi dan Pengujian

Yang dimaksud teknik Inspeksi dalam hal ini adalah suatu cara atau metode melakukan pemeriksanaan kondisi teknis peralatan kerja agar alat kerja tersebut dapat dioperasikan secara efisien dan aman (tidak membahayakan).
Masalah inspeksi dalam pelaksanaannya akan menyangkut berbagai aspek, di mana aspek yang satu sama lain saling berkaitan. Aspek-aspek tersebut antara lain :
  • Alat (equipment) apa yang akan diinspeksi
  • mengapa alat tersebut diinspeksi
  • oleh siapa alat itu diinspeksi
  • dengan alat apa alat itu diinspeksi
  • bagaimana syarat-syarat hasil inspeksi harus dipenuhi (targetnya sampai dimana)
  • fasilitas apa yang diperlukan dalam pelaksanaan inspeksi
  • standar apa yang dipakai untuk pedoman pelaksanaan inspeksi
  • bagaimana yang harus dilakukan inspeksi pada alat tesebut
  • data teknis apa saja yang harus dihasilkan setelah pelaksanaan inspeksi
  • dan lain-lain
Segala langkah pelaksanaan inspeksi harus dilakukan berdasarkan pedoman pelaksanaan yang telah saling disetujui oleh berbagai fihak. Di antaranya OWNER perusahaan pelaksana jasa inspeksi dan inspektor dari instansi pemerintah. Untuk itu maka dipakailah buku-buku standar internasional seperti ASME, AWS, ASTM, API, JIS, SNI dan sebagainya.

Tahap-tahap inspeksi :

Pekerjaan inspeksi harus dilakukan mulai dari tahap planing (desain) sampai saat operasi hingga pemeliharaannya.
Desain konstruksi harus diperiksa dengan cermat, untuk ini tim engineering akan melibatkan beberapa disiplin ilmu pengetahuan agar masing-masing bekerja sesuai dengan bidangnya. Dengan cara ini tentu saja akan mengurangi terjadinya kekurangsempurnaan konstruksi.
Pada proses pembuatan, inspektor harus memberikan pengarahan yang positif agar dihasilkan konstruksi yang memenuhi syarat teknis dan ekonomis. Selama konstruksi tersebut dioperasikan, inspektor melakukan pemeriksaan kondisi teknis dan kondisi operasi konstruksi serta menyusun data rekord untuk dipakai sebagai sumber informasi pada saat mendatang (berikutnya). Data record (history file) tersebut akan sangat membantu untuk penyusunan program maintenance selanjutnya.

Perencanaan Inspeksi :

Sebelum kegiatan inspeksi dilaksanakan, semua pihak yang bersangkutan sedini mungkin harus diberi tahu masalah rencana kerja inspeksi (time schedule) agar dapat mempersiapkan segala sarana untuk menunjang pelaksanaan inspeksi/pemeriksaan.
Di sini inspektor harus memberikan pengarahan tentang cara-cara pengesetan dan hambatan-hambatan yang mungkin timbul serta cara penanggulangannya. Bila terjadi hambatan/trouble penyimpangan dari dokumen tender, harus segera diadakan pertemuan antar owner, kontraktor dan inspektur agar semua pihak ada kesepakatan pendapat dalam mengatasi problem tersebut. Segala perubatan yang telah disepakati bersama harus disimpulkan dan ditandatangani bersama, lalu didokumentasikan dalam buku pelaksanaan proyek. Inpektor dalam melaksanakan tugasnya akan melakukan pekerjaannya dengan requirement/inspecgtion guidance yang tercantum gambar-gambar yang memberikan pengarahan bagi seorang inspektor tentang bagian-bagian mana saja yang harus diinspeksi dan dengan metode apa inspeksi harus dilakukan.
Hambatan yang mungkin timbul di lapangan biasanya masalah hubungan antara manusia-manusianya. Maka untuk kasus ini, inspektor harus membina kerja sama yang harmonis dan komunikatif dengan lingkungannya.

Inspection Recording :

Hasil-hasil inspeksi ini akan digunakan terutama bila ada trouble, maka data hasil inspeksi harus dibuat lengkap, jelas dan terperinci.
Data-data tersebut di atantaranya :
  1. Tanggal pelaksanaan inspeksi
  2. Tenaga pelaksana inspeksi
  3. Alat yang dipakai dalam inspeksi
  4. Nama jenis alat yang diinspeksi
  5. Kode bagian/joint yang diinspeksi
  6. Rekomendasi inspeksi
  7. Standar yang dipakai sebagai pedoman pelaksanaan inspeksi
Data-data tersebut harus dikirim ke owner / user dan juga ke instansi pemerintah yang berwenang (Ditjen Migas / Depnaker). Data-data file ini akan sangat diperlukan pada pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan, bahkan mungkin untuk data penunjang dalam proses engineering, tergantung dari data yang diperlukan.

ALAT-ALAT INSPEKSI DAN TATA-DATA INSPEKSI

Non Distructive Test (NDT)
NO Data yang dihasilkan Alat inspeksi yang digunakan
1 Ketebalan material - Ultrasonic Thickness meter


- Eddy current


- Micro Meter


- Jangka sorong, mistar



2 Cacat bahan dan cacat deposit las - Ultrasonic flaw detector


- Radiografi inspection equipment


- Dye penetrant


- Magnetic particle


- Eddy current



3 Letak cacat dan dimensi cacat - Ultrasonic test


- Radiografi test


- Crack depth meter


- Magnetic particle



4 Tebal coating - Eddy current test



5 Komposisi bahan - Alloy analyzer



6 Kekerasan material - Hardness tester



7 Kekerasan permukaan bahan - Surface recorder


- Surface test



8 Kebocoran gas - Leakage detector



9 Kebocoran uap - Leakage detector


- Cermin


- Visual



10 Lokasi logam - Ferro detector



11 Corrosion rate - Corrosometer / electric resistance



12 Kondisi permukaan - Roughness test


- Borroscope

Metode Inspeksi :
Metode inspeksi dapat dilakukan dengan cara :
  1. Non Distructive Test (NDT)
  2. Distructive Test (DT)
Non Distructive Test (NDT)
Tujuan dari inspeksi NDT adalah untuk mengetahui mutu bahan atau barang sesuai atau tidak sesuai dengan mutu yang disyaratkan dalam standar. Bahan atau barang yang memenuhi syarat-syarat standar adalah harus mulus. Kata mulus di sini berarti luas, yaitu mulus keadaan luarnya, mulus ukurannya, mulus bahannya, mulus segala sesuatunya sehingga dapat dikatakan memenuhi standar.

Metode NDT dibagi menjadi 2, yaitu :
  1. NDT non Radiasi
  2. NDT Radiasi
NDT non radiasi antara lain :
  • Dye Penetrant test
  • Magnetic Particle test
  • Eddy Current test
  • Ultrasonic test
NDT dengan Radiasi antara lain :
  • Radiography test
  1. Gamma test
  2. Rontgent test
DT (Distructive Test),
Metode DT yaitu suatu cara pengujian hasil lasan dengan cara merusak lasan yang diuji. Tujuannya adalah untuk mengetahui kekuatan lasan terhadap suatu jenis pembebanan.
Pengujian merusak antara lain :
  • Pengujian tarik
  • Pengujian beban kejut (impact)
  • Pengujian kekerasan
  • Pengujian macro (structure test)


Senin, 11 Agustus 2008

CACAT-CACAT LAS

Cacat las/defect weld, adalah suatu keadaan yang mengakibatkan turunnya kualitas dari hasil lasan. Kualitas hasil lasan yang dimaksud adalah berupa turunnya kekuatan dibandingkan kekuatan bahan dasar base metal atau tidak baiknya performa/tampilan dari suatu hasil las.
atau dapat juga berupa terlalu tingginya kekuatan hasil lasan sehingga tidak sesuai dengan tuntutan kekuatan suatu konstruksi.
Terjadinya cacat las ini akan mengakibatkan banyak hal yang tidak diinginkan dan mengarah pada turunnya tingkat keselamatan kerja, baik keselamatan alat, pekerja/user/operator, lingkungan dan perusahaan/industri/instansi. Di samping itu juga secara ekonomi akan mengakibatkan melonjaknya biaya produksi dan pada gilirannya industri/perusahaan/instansi tersebut mengalami kerugian atau penurunan laba.
Semua cacat las umumnya disebabkan kurangnya pengetahuan dari welder/juru las terhadap teknik-teknik pengelasan termasuk pemilihan parameter las. Oleh karena itu dari mulai pengelasan sampai akhir pengelasan harus selalu diadakan pemeriksaan dengan cara-cara yang telah ditentukan, misalnya secara visual, dye penetrat /dye check, radiography, ultrasonic atau dengan cara-cara lain.
Cacat las pada umumnya dapat dikategorikan seperti :
  1. Rounded indication atau cacat bulat
  2. Linear indication atau cacat memanjang
  • Rounded indication atau cacat bulat adalah merupakan cacat las yang diperbolehkan apabila dimensi / ukuran panjang kumpulan cacat masih berada pada cacat maksimum sesuai kriteria penerimaan yang dipakai, misal : liang-liang renik (porosity)
  • Linear indication atau cacat memanjang adalah cacat yang tidak diperbolehkan sama sekali (retak, penembusan kurang, peleburan kurang)
lihat web ini :

Welding Faults and Defects

Selasa, 05 Agustus 2008

POSISI PENGELASAN

Welding Positions For Groove welds:-

Welding Position

Test Position

ISO and EN

Flat

1G

PA

Horizontal

2G

PC

Vertical Upwards Progression

3G

PF

Vertical Downwards Progression

3G

PG

Overhead

4G

PE

Pipe Fixed Horizontal

5G

PF

Pipe Fixed @ 45 degrees Upwards

6G

HL045

Pipe Fixed @ 45 degrees Downwards

6G

JL045

Welding Positions For Fillet welds:-

Welding Position

Test Position

ISO and EN

Flat (Weld flat joint at 45 degrees)

1F

PA

Horizontal

2F

PB

Horizontal Rotated

2FR

PB

Vertical Upwards Progression

3F

PF

Vertical Downwards Progression

3F

PG

Overhead

4F

PD

Pipe Fixed Horizontal

5F

PF

Welding Positions QW431.1 and QW461.2
Basically there are three inclinations involved.

  • Flat, which includes from 0 to 15 degrees inclination
  • 15 - 80 degrees inclination
  • Vertical, 80 - 90 degrees
For each of these inclinations the weld can be rotated from the flat position to Horizontal to
or :