Jumat, 03 Agustus 2007

SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING)

Pengertian Las Busur Manual (SMAW/MMAW)
Pengelasan dengan SMAW Shield Metal Arc Welding (Las Busur Manual) atau disebut juga MMAW (Manual Metal Arc Welding) digunakan arus listrik sampai 600 Ampere dan busur nyala listrik itu menimbulkan panas yang tinggi (+- 6.300 derajat Celsius) yang mampu mencairkan logam yang dilas tersebut dan bersama dengan itu, loncatan busur yang terdiri dari tetesan logam elekroda akan berfungsi/bersatu dengan benda kerja, dan membentuk suatu kampuh, di mana kampuh las itu akan dilindungi oleh kerak yang ditimbulkan oleh coating/pembungkus elektroda yang mencair bersama-sama logam pengisinya.
Koating memiliki berat jenis yang lebih rendah dari logam, maka cairan coating tersebut akan mengembang di atas kampuh las sehingga membentuk terak.
Manual Metal Arc Welding dapat juga diartikan sebagai suatu proses pengelasan yang panasnya diperoleh dari busur nyala listrik dengan menggunakan elektroda yang berselaput. Elektroda berselaput ini berfungsi sebagai bahan pengisi dan memberi perlindungan terhadap kontaminasi admosfir. Elektroda mencairkan logam dasar dan membentuk terak las pada waktu bersamaan; ujung elekgtroda mencair dan bercampur dengan bahan yang dilas.

Las busur manual termasuk salah satu proses las yang paling banyak digunakan dalam proses manufaktur dan perbaikan barang-barang mekanik dan konstruksi. Las busur manual ini tidak seefisien las semi otomatis yang lain, karena memerlukan wantu untuk mengganti elektroda dan harus membersihkan terak, akan tetapi peralatan lebih murah, lebih mudah mengoperasikan dan hanya memerlukan pemeliharaan sederhana.
Las busur manual dapat digunakan untuk posisi yang berbeda dan dapat digunakan di bengkel atau lapangan, sehingga banyak digunakan pada pekerjaan keteknikan, mulai dari yang ringan sampai berat. Misalnya untuk saluran, bejana bertekanan dan rangka baja untuk konstruksi bangunan serta industri alat berat dan perkapalan.

Peralatan las busur manual (MMAW/SMAW)
1. Mesin las busur manual/pesawat las/tranformator las
Mesin las busur manual secara garis besar dibagi menjadi 2 golongan, yaitu mesin las busur bolak-balik (alternating current atau AC welding machine) dan mesin las arus searah (direct current atau DC welding machine).
Mesin las AC sebenarnya adalah transformator penurun tegangan. Transformator / trafo mesin las adalah alat yang dapat merubah tegangan yang keluar dari mesin las yakni dari 110 volt, 220 volt atau 380 volt menjadi berkisar antara 45 - 80 volt dengan arus (ampere) yang tinggi.
Mesin las DC memperoleh sumber tenaga listrik dari trafo las AC yang kemudian dirubah menjadi arus searah atau dari generator arus searah yang digerakkan oleh motor bensin atau motor diesel sehingga cocok untuk pekerjaan lapangan atau bengkel-bengkel kecil yang tidak memiliki jaringan listrik. Pengaturan arus pada pengelasan dapat dilakukan dengan cara memutar tuas. Menarik atau menekan, tergantung dari konstruksinya, sehingga kedudukan inti medan magnit bergeser naik turun pada transformator. Pada mesin las arus bolak balik, kabel masa dan kabel elektroda dipertukarkan tidak mempengaruhi perubahan panas yang terjadi pada busur nyala. Pertukaran ini berpengaruh pada distribusi panas yang terjadi pada benda kerja dan elektroda, penetrasi yang terjadi pada pengelasan, jenis polaritas yang terjadi dan penggunaan jenis elektroda untuk tujuan-tujuan tertentu.

Selasa, 24 Juli 2007

PENGELASAN

SEJARAH PENGELASAN

Kira-kira 5000 th yang lalu, orang sudah dapat melakukan penyambungan logam dengan cara memanasi dua buah logam tersebut sampai suhu kritis kemudian keduanya ditumpangkan dan setelah itu dipalu yang akhirnya membentuk ikatan yang kuat. Api pemanasnya diperoleh dari pembakaran kayu atau arang kayu. Dapat dibayangkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang dapat memasakan logam sampai suhu kritis...tentu cara semacam ini tidaklah efektif untuk digunakan dalam pengerjaan pengelasan yang sangat banyak dan berfariasi. Tahun 1892 gas asetilen ditemukan oleh Thomas Leopard Wetson. Campuran gas asetilen dan oksigen dengan perbandingan dan tekanan tertentu bila dibakar akan menghasilkan suhu yang cukup tinggiyang dapat mencairkan logam. Gas oksigen ini dapat diproduksi dengan cara mencairkan udara sehingga oksigen murninya dapat diambil. Cara ini dapat dilakukan oleh Brins bersaudara yaitu orang Perancis pada tahun 1886. Sebagai alat pembakar gas asetilen dan oksigen yang dinamakan brander, ditemukan oleh Fouche dan Picord. Alat ini mulai digunakan pada tahun 1901.
Setelah energi listrik ditemukan maka perkembangan proses pengelasan berjalan dengan pesat. Pada tahun 1885 alat-alat las busur listrik ditemukan oleh Bernardes. Tahun 1886 Thomas menemukan sistem las dengan tahanan listrik. Kemudian pada tahun 1926 las hidrogen ditemukan oleh Lungumir dan las busur listrik dengan pelindung gas mulia ditemukan oleh Hobart dan Dener. Tahun 1936 Wasserman manamukan cara-cara prmbrasingan yang mempunyai kekuatan tinggi.

PENGERTIAN MENGELAS, MEMBRASING DAN MENYOLDER
  1. Mengelas
adalah suatu cara kerja menyambung dua bagian logam atau lebih dengan jalan memanaskan bagian logam yang akan disambung beserta bahan tambahnya (bila menggunakan) sampai cair kemudian keduanya dipadukan sehingga dapat bercampur satu dengan yang lain, dan setelah dingin sambungan kuat menyatu.
Las juga didefinisikan sebagai cara/proses penyambungan dua buah logam atau lebih dengan memberikan pemanasan yang tinggi, sehingga mencapai titik cair logam tersebut dengan atau tanpa logam pengisi.
Pengelasan dapat diartikan juga suatu proses penyambungan logam di mana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan. Atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Menurut DIN (Deuche Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.

2. Membrasing

Membrasing termasuk cara menyambung logam, hanya kalau di sini benda kerja yang akan disambung dipanaskan sampai di atas 475 derajat celcius di bawah titik cairnya. Bahan tambahnya yang digunakan biasanya dari logam non ferro, misalnya kuningan atau perak. Agar hasil pembrasingan baik, maka perlu menggunakan flux.

3. Menyolder

Adalah suatu cara menyambung dengan menggunakan logam pengisi. Biasanya logam pengisi mempunyai titik cair yang lebih rendah dari logam yang akan disolder. Untuk mencairkan logam pengisi tidak digunakan api langsung ke benda yang akan disambung, melainkan menggunakan solder yang dipanasi terlebih dahulu. Panas yang diperlukan kira-kira di bawah 450 derajat celcius. Logam pengisi yang digunakan adalah dari bahan paduan timbal.

KLASIFIKASI PROSES PENGELASAN

Menurut American Welding, proses pengelasan dapat dibedakan menjadi 40 macam, namun yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
1. Las Gas
a. las zat asam - asetilen (oxy asetylen)
b. las zat asam - hidrogen
c. las udara asetilen

d. las gas dengan tekanan
2. Las Busur
a. las busur arang
b. las busur listrik
c. las busur fluxe
d. las busur logam perisai gas (MIG) Metal Inert Gas
e. las busur tungsten perisai gas (TIG) Tungsten Insert Gas
f. las busur otomatis
3. Las Padat

a. las dingin
b. las di lusi
c. las letup
d. las tempa
e. las gesek
f. las ultra sonic
4. Las Tahanan
a. las titik
b. las rol
c. las proyeksi
d. las tekan

e. las sinar
5. Proses-proses las lain
a. las termis
b. las terak listrik
c. las induksi
d. las sinar laser
e. las elektron

JENIS - JENIS LAS SECARA KESELURUHAN



Keterangan
IRB = Infra Red Brazing (solder keras infra merah)
TB = Torch Brazing (solder keras obor)
FB = Furnace Brazing (solder keras dapur pemanas)
IB = Induction Brazing (solderr keras induksi listrik)
RB = Resistance Brazing (solder keras tahanan listrik)
DB = Dip Brazing (solder keras celup)
OAW = Oxy Acetylen Welding (las karbit)
OHW = Oxy Hydrogen Welding (las zat asam, zat air)
PGW = Pressure Gas Welding (las gas bertekanan)
RSW = Resistance Spot Welding (las titik tahanan listrik)
RSEW = Resistance Seam Welding (las jalur tahanan listrik)
RPW = Resistance Projection Welding (las perkusi tahanan listrik)
FW = Flash Welding (las tekan tahanan listrik)
UW = Upset Welding (las temu tahanan listrik)
PEW = Percussion Welding (las perkusi tahanan listrik)
SW = Stud Welding (las baut pendasi)
PAW = Plasma Arc Welding (las listrik plasma)
SAW = Submerged Arc Welding (las busur terbenam)
GTAW = Gas Tungsten Arc Welding (las TIG, las gas tungsten)
GMAW = Gas Metal Arc Welding (las gas metal)
FCAW = Flux Cored Arc Welding (las busur inti flux)
SMAW = Shielded Metal Arc Welding (las busur nyala listrik)
CAW = Carbon Arc Welding (las busur nyala karbon)
TW = Termit Welding (las termit)
LBW = Laser Beam Welding (las busur laser)
IW = Induction Welding (las induksi listrik)
EW = Electro Slag Welding (las busur terhenti)
EBW = Electro Beam Welding (las busur elektron)
USW = Ultrasonic Welding (las ultrasonik)
FRW = Friction Welding (las gesekan)
FOW = Forge Welding (las tempa)
EXW = Explosion Welding (las ledakan) = CAD Welding
DFW = Diffusion Welding (las pencairan)
CW = Cold Welding (las dingin)



Keterangan
OS = Oven soldering
IS = Induction soldering
DS = Dip soldering
RS = Resistance soldering
TS = Torch soldering
CAC = Carbon arc cutting
AAC = Air carbon arc cutting
GTAC = Gas tungsten arc cutting
MAC = Metal arc cutting
PAC = Plasma arc cutting
LBC = Laser beam cutting
POC = Metal powder cutting
OFC = Oxy fuel cutting
FOC = Chemical flux cuting
LOC = Oxygen lance cutting
AOC = Oxygen arc cutting

Sabtu, 21 Juli 2007

tawuran?????

Tawuran atau adu fisik antar teman ataupun dengan orang yang tidak dikenal baik secara satu lawan satu maupun beramai-ramai sejak dulu maupun sekarang senantiasa ada dan justru semakin meningkat. Hanya masalah sepele saja nafsu angkara merejalela dan bahkan mampu merampas nyawa orang lain. Minimal yang terjadi akibat dari tindak emosional tersebut adalah ketidakharmonisan hubungan antar individu atau antar kelompok. Ketidakharmonisan ini akan berlanjut walaupun telah terjadi beberapa kesepakatan untuk mengubur dalam-dalam masalah yang telah terjadi dan secara kekeluargaan telah saling memaafkan. Mengapa demikian? selama nafsu amarah yang masing-masing individu tidak mampu meredamkan dan mengalahkannya maka ketidakpuasan dan ketidakterimaan atas perlakuan ataupun kejadian yang lalu selalu membayangi dan sewaktu-waktu akan muncul. Justru kecenderungannya adalah menjadikan api yang menyala di dalam tumpukan sekam yang sewaktu-waktu berkobar dan tidak dapat dipadamkan lagi. Membakar dan menghanguskan apa yang ada di atasnya dan semua yang ada di sekelilingnya.